22
Mar
08

Mengapa ngantuk setelah sarapan pagi ?

Tuesday, 27 November 2007
Dunia memperoleh sebagian besar energi dari pembakaran bahan bakar fosil yang berupa pembakaran minyak bumi, arang maupun gas bumi. Ketika pembakaran berlangsung sempurna, seluruh unsur karbon dari senyawa ini diubah menjadi karbon dioksida. Senyawa karbon dari bahan bakar fosil telah tersimpan di dalam bumi selama beratus-ratus miliar tahun lamanya. Dalam jangka waktu satu atau dua abad ini, senyawa karbon dieksploitasi dan diubah menjadi karbon dioksida. Tidak semua karbon dioksida berada di atmosfir (sebagian darinya larut di laut dan danau. Sebagian juga diubah menjadi bebatuan dalam wujud karbonat kalsium dan magnesium), tetapi hasil pengukuran menunjukkan bahwa kadar CO2 di atmosfir perlahan-lahan meningkat tiap tahun dan terus meningkat dekade-dekade terakhir). Peningkatan dari kadar CO2 di atmosfir menimbulkan masalah-masalah penting yang disebabkan oleh alasan-alasan berikut ini:
Karbon dioksida memiliki sifat memperbolehkan cahaya sinar tampak untuk lewat melaluinya tetapi menyerap sinar infra merah. Agar bumi dapat mempertahankan temperatur rata-rata, bumi harus melepaskan energi setara dengan energi yang diterima. Energi diperoleh dari matahari sebagian besar dalam bentuk cahaya sinar tampak. Oleh karena CO2 di atmosfer memperbolehkan sinar tampak untuk lewat, energi lewat sampai ke permukaan bumi tetapi energi yang kemudian dilepaskan (dipancarkan) oleh permukaan bumi sebagian besar berada dalam bentuk infra merah, bukan cahaya sinar tampak, yang karenanya diserap oleh atmosfer CO2. Sekali molekul-molekul CO2 menyerap energi dari sinar infra merah, energi ini tidak disimpan melainkan dilepaskan kembali ke segala arah, memancarkan balik ke permukaan bumi. Sebagai konsekuensinya, atmosfer CO2 tidak menghambat energi matahari untuk mencapai bumi, tetapi menghambat sebagian energi untuk kembali ke ruang angkasa. Fenomena ini disebut efek rumah kaca.

Kita mungkin menduga adanya peningkatan bertahap dari temperatur rata-rata permukaan bumi atau pemanasan global, sebagai akibat dari bertambahnya kadar CO2 tiap tahunnya sesungguhnya, tidak diperlukan peningkatan yang tinggi dari temperatur rata-rata untuk mengakibatkan perubahan pada cuaca bumi. Peningkatan 4ºC cukup untuk sebagian besar antartik mencair dan berakibat tenggelamnya beberapa negara-negara pantai di seluruh dunia. Tetapi apakah sesungguhnya temperatur rata-rata bumi terus meningkat? Hasil pengukuran menunjukkan temperatur rata-rata bumi meningkat 0,6ºC dari tahun 1880 sampai1940 kembali menurun kurang lebih 0,3ºC, dari tahun 1940 sampai 1975, walaupun konsentrasi dari CO2 pada atmosfer terus meningkat pada masa itu.

Sejak tahun 1975 temperatur bumi kembali meningkat secara perlahan-lahan. Pada dasarnya, sampai saat ini kita tidak memastikan seberapa jauh efek rumah kaca berdampak pada perubahan cuaca bumi. Ada banyak faktor yang terlibat di dalamnya dan penelitian terus berlanjut.

Sumber: http://www.chem-is-try.org


1 Tanggapan to “Mengapa ngantuk setelah sarapan pagi ?”


  1. 1 imunk
    November 17, 2008 pukul 1:29 am

    judul dan isi artikel kagak nyambung pak…. 🙂


Tinggalkan komentar


Menu Utama

Menu utama

Artikel

Advertisment

agenda smart

Maret 2008
S M S S R K J
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  

Laman

Flickr Photos